Directed By: Adi Jamaludin
Synopsis: Danial and Puteri are going to live with their grandfather (Atok) for a while. They are not used to living a life without television, internet connection and of course, their mobiles, while their grandfather, on the other hand, firmly believes that one should spend time strengthening familial ties by communicating to them face-to-face, instead of relying on gadgets. During one of their disagreements, Danial and Puteri decide to leave the grandfather's house and explore the forest, where they meet a talking cat, a mysterious lady and a nenek kebayan. Will they learn anything from their short stint in the forest? Will they be able to make their way back to their grandfather's house? Find out more from Kata Orang Tua-Tua, where we explore the importance of familial ties and rationale behind different traditional beliefs.
Language: Bahasa Melayu Date: 3 - 5 August 2023 Time: 3 - 4 August, 3:00pm & 4:30pm / 5 August, 8:00pm Venue: The Playden, The Arts House Buy Tickets
Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.
Wenn dies deiner Meinung nach nicht gegen unsere Gemeinschaftsstandards verstößt,
1. "Ya ampun, apakah kamu lupa bahwa aku ada di dunia ini?"
2. "Sepertinya kamu sering kali melupakan betapa pentingnya arti keluarga."
3. "Aku harap aku juga bisa melupakanmu seperti kamu melupakan tanggung jawabmu padaku."
4. "Ingin sekali aku tahu apa yang membuatmu lupa akan perasaanku seorang ibu/ayah."
5. "Sangat lucu bagaimana kamu bisa mengingat semua hal untukmu sendiri, tapi mengabaikan aku."
6. "Apakah kamu tahu, setiap kali kamu melupakanku, itu menyakitkan hatiku?"
7. "Aku merasa diabaikan dan tidak berarti saat kamu terus mengabaikanku."
8. "Orang tua tidak pernah terlupakan, kecuali ketika anak-anaknya melupakan mereka."
9. "Jangan pernah lupa bahwa kamu adalah warisan terbaik yang pernah aku miliki, tetapi juga yang paling sering aku dilupakan."
10. "Dulu aku berharap kamu akan selalu mengingat betapa besar rasa cintaku kepadamu, tapi sepertinya harapan itu terlalu banyak."
11. "Kamu mungkin lupa akan hal-hal kecil dalam hidupmu, tapi sayangnya aku tidak bisa melupakan perasaan kecewaku terhadapmu."
12. "Aku tahu kamu sibuk, tapi jangan biarkan kesibukanmu membuatmu melupakan orang yang selalu ada untukmu."
13. "Dalam kehidupan ini, satu-satunya orang yang seharusnya kamu lupakan adalah aku, bukan sebaliknya."
14. "Sekali-kali ingin rasanya kamu merasakan betapa sakitnya rasa kecewa seorang orang tua."
15. "Bagaimana mungkin kamu lupa? Aku harap kamu tidak lupa bagaimana aku membawa kamu dalam rahimku selama sembilan bulan penuh."
16. "Kamu mungkin lupa, tapi aku tidak akan pernah melupakan semua pengorbananku untukmu."
17. "Kamu berhutang padaku dengan rasa sayang dan perhatian yang selalu aku berikan, jadi jangan lupa membayar hutangmu itu."
18. "Ketika kamu lupa, aku merasa hancur karena kamu melupakan betapa berharganya aku sebagai orang tuamu."
19. "Jangan pernah lupakan bahwa kecewa adalah harga yang harus kamu bayar atas lupa dan ketidakperdulianmu."
20. "Ingin rasanya aku bisa menghapus semua kenangan indah yang pernah kita bagikan, seperti kamu menghapus kenangan tentang tanggung jawabmu."
21. "Setiap kali kamu melupakanku, aku merasa seperti sekeping puzzle yang hilang."
22. "Aku bahkan tidak tahu apakah kamu masih mengingat betapa berharganya aku sebagai orang tua."
23. "Kamu mungkin menganggap lupa sebagai hal yang sepele, tapi untukku itu adalah pukulan kecil yang menusuk hati."
24. "Apakah kamu sengaja melupakan aku, ataukah aku memang tidak cukup berarti untukmu?"
25. "Jika kamu terus melupakanku, perasaan kecewa ini akan menjadi tumpukan batu yang tidak pernah reda."
26. "Orang tua memang tidak bisa mengatur ingatan anak-anaknya, tapi kita berharap kamu bisa mengatur tanggung jawabmu."
27. "Setiap kamu melupakanku, aku merasa seperti bola yang dilempar dan ditinggalkan begitu saja."
28. "Ingin rasanya aku bisa menghilang seperti apa yang kamu lakukan saat melupakan tanggung jawabmu terhadapku."
29. "Kamu mungkin lupa, tapi aku harus menghadapi rasa kecewa ini setiap hari."
30. "Andaikan kamu ingat bahwa orang tua adalah tempat berlindungmu, bukanlah tempat yang bisa kamu lupakan begitu saja."
Harga, Rendah ke Tinggi
31. "Sering kali aku merasa seperti harapanku kepada Mama dan Papa selalu bertabrakan dengan kenyataan."
32. "Aku butuh Mama/Papa sebagai teladan, tetapi aku sering kali merasa kecewa dengan pilihan Mama/Papa."
33. "Aku ingin kita bisa berbicara tanpa takut menimbulkan pertengkaran atau ketegangan."
34. "Ketika aku melihat bagaimana Mama/Papa bertindak, aku merasa kecewa karena aku berharap bisa belajar dari Mama/Papa."
35. "Aku ingin kita bisa membangun hubungan yang kukuh dan penuh saling pengertian, tetapi sepertinya itu sulit untuk dicapai."
36. "Papa/Mama adalah anutan bagiku, tetapi sering kali aku merasa kecewa dengan keputusan-keputusan Papa/Mama."
37. "Aku merindukan momen-momen ketika kita bisa tertawa bersama dan merasa dekat, tanpa ada ketegangan di antara kita."
38. "Aku berharap bisa mendapatkan dukungan Mama/Papa, tetapi sering kali aku merasa seperti aku harus menghadapinya sendiri."
39. "Aku ingin kita bisa membangun hubungan yang didasari oleh saling percaya, tetapi sering kali aku merasa curiga dan tidak yakin kepada Papa/Mama."
40. "Saat aku mencoba mengungkapkan perasaanku, aku merasa seperti Mama dan Papa tidak pernah benar-benar mendengarku."
Yuk, baca artikel kata-kata lainnya dengan mengikuti tautan ini.